ISLAM INKLUSIF
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. H. Mujiyono Abdillah, MA.
Disusun
oleh:
Ali Mustakim (1405026009)
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
بِـسْــــمِ
اللهِ الـرَّ حْمٰـنِ الـرَّ حِـيـْــــــمِ
Puji syukur kepada Allah
swt. Yang telah memberi karunianya kepada penulis, yaitu karunia sehat dan
sempat. Sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini, meskipun banyak
kekurangan dimana-mana.
Dalam
makalah ini penulis akun mengupas masalah Islam yang bersifat Inklusif. Dimana
masih banyak pendapat yang mengatakan bahwa islam inklusif ini merusak nilai-nilai
etika atau nilai-nilai norma dalam Islam. Bahkan ada pendapat-pendapat lain
yang bertentangan dengan pendapat tersebut. Karena menurut mereka Islam
Inklusif itu adalah jalan umat Islam untuk menuju toleransi antar agama.
Pendapat-pendapat tersebut
dapat menjadi pelajaran bagi kita, apakah kita sependapat dengan Islam Inklusif
ataukah menentangnya.
Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan apablila masih ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan atau
saran dari teman-teman semua, terutama kepada dosen yang mengajar.
Semarang, 05 Januari 2015
Penulis,
Ali Mustakim
Ø RUMUSAN MASALAH
Ø Pengertian Islam yang Bersifat
Inklusif
Ø Ciri-ciri
Islam Inklusif dan Ajaran Islam Inklusif
Ø TUJUAN
- Mengetahui pandangan dari Islam Inklusif
- Mengetahui ciri-ciri dan ajaran dari Islam Inklusif
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Inklusifisme
Islam Inklusif adalah islam
yang bersifat terbuka. Terbuka disini tidak hanya masalah berdakwah atau hukum,
tetapi juga masalah ketauhidan, sosial, tradisi, dan pendidikan. Hal ini
disebabkan karena ada sebagian kelompok atau suku yang beranggapan bahwa semua
agama itu benar.
Seorang Muslim diharapkan menyadari adanya nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan yang juga ditawarkan dan diajarkan agama lain. Seorang
Muslim harus yakin bahwa agama yang dipeluknya adalah yang paling benar di
seluruh alam raya, namun dalam keseharian ia tidak menunjukkan sikap “sok
benar” atau “mau menang sendiri”. Hal ini terutama dalam konteks pergaulan
sesama manusia yang dalam Islam dikenal sebagai “hablum minannas”.
Perwujudan komitmen “hanya
kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan” memang
berat, terutama bagi mereka yang kurang memahami filosofi keberadaan syari’at
bagi umat. Kalau hanya sekedar dalam ungkapan itu pasti sangat mudah, tetapi
kalau dalam implementasi yang sesungguhnya itulah yang kemudian menjadi
persoalan.
Dengan adanya Islam Inklusif
tidak berarti semua ajaran dari agama lain dimasukkan ke dalam ajaran Islam,
tetapi ini adalah jalan umat Islam untuk menuju suatu Agama yang di sebut
sebagai Rahmatan lil ‘alamin.
Islam Inklusif muncul tanpa
mengahapus nilai kebenaran atau nilai-nilai yang terkandung dalam agama lain.
Islam inklusif juga menunjukkan bahwa tidak ada penyeragaman dan paksaan
terhadap agama lain entah dari segi keyakinan ataupun cara beribadah mereka.
Islam Inklusif juga mengakui
adanya toleransi mengenai Budaya, Adat, dan Seni yang menjadi kebiasaan
masyarakat dan pandangan Islam inklusif juga mengakui adanya
pluralitas mampu meminimalisir adanya konflik antar umat.
Dengan adanya Islam Inklusif setidaknya
kita mampu berbaur hidup rukun dan damai dengan umat agama lain. Sehingga
perpecahan antar umat beragama mampu dihindari.
2.
Ciri-Ciri
dan Ajaran Islam Inklusif
Ciri-ciri
Islam Inklusif antara lain:
·
Mengakui kebenaran
semua agama.
·
Menghormati kebebasan dalam keyakinan.
·
Menghormati antar sesama.
·
Menghormati adat
atau kebiasaan masyarakat.
·
Berpegang pada Al
Qur’an dan Sunnah.
·
Terbuka terhadap pendapat atau kritikan dari agama lain.
Bahkan agama
memerintahkan dan menganjurkan untuk saling bertoleransi dalam beragama. Tetapi juga ada batasan-batasan dalam bertoleransi, seperti
saling bergantian antara agama Islam dan kristen, jika hari minggu orang Islam
ikut orang yang beragama Kristen ke gereja untuk menyembah Tuhannya orang
Kristen, begitu juga orang Kristen jika hari jum’at ikut orang Islam ke masjid
untuk menyembah Allah. Toleransi seperti ini dilarang dalam agama Islam, bahkan
dalam Al-Qur’an mengatakan dengan jelas dalam surah Al-Kafirun: 109/1-6.
“ katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku”.
Toleransi antar
agama dapat di tunjukkan dengan hal seperti berikut:
a)
Musyawarah dalam
Memecahkan Suatu Masalah
Musyawarah atau diskusi
antar agama merupakan bentuk toleransi yang kini sudah di terima oleh masyarakat.
Contohnya jika suatu daerah ingin
menunjuk salah satu di antara mereka untuk jadi pemimpin, maka di butuhkan
musyawarah agar keputusan tersebu di terima oleh semua pihak.
Selain itu toleransi saling menghormati jika salah satu
agama menjalankan puasa atau hari-hari besar.
b) Saling Bertukar Pikiran
Saling bertukar
pikiran seperti ini sangat penting
karena pemikiran setiap agama yang berbeda kemudian disatukan
dalam sebuah diskusi, maka akan menghasilkan keputusan yang dapat diterima oleh
semua pihak.
c)
Tidak
membanding-bandingkan kelebihan dan kekurangan antar agama.
d)
Saling menghormati
jika salah satu agama sedang beribadah.
Dan masih manyak lagi
toleransi-toleransi yang bisa kita terapkan agar dapat hidup dengan damai
walaupun berdampingan dengan orang yang berbeda keyakinan (agama).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di
ambil kesimpulan bahwa salah satu pemicu keluarnya pandangan Inklusif karena
adanya konflik dan permasalahan dalam umat beragama. Islam
Inklusif muncul sebagai dasar usaha suatu masyarakat
untuk menggabungkan
teologi tradisional dengan modern. Islam Inklusif
adalah pandangan yang
mengajarkan keterbukaan antar umat beragama dan mengajarkan penting nya
toleransi antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat.
Islam Inklusif mengakui dan melindungi
pluralitas atau keberagaman
yang ada dalam masyarakat saat ini. Islam inklusif juga menjujung cara
perdamaian dalam
penyelasaian konflik karena pembenaran dapat dilakukan dengan cara yang benar
bukan dengan cara kekarasan. Perkembangan islam Inklusif juga mampu membangun
generasi muda dalam hal intelektual maupun spiritual dan moral.
Penutup
Demikian penelitian yang dapat
kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca khususnya peneliti sendiri. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam menyusun penelitian ini.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki penelitian kami selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al
Mahbub, Muji, Islam Inklusif Sikap
Terbuka dan Beragama, http://www.google.com/
Muhibbin, Inklusivisme Pemikiran Islam, PT. Pustaka Rizki Putra,
Semarang: 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar